Daya Pembeda dan Efektifitas Option

Konten [Tampil]


 

A.     Daya Pembeda

1)      Pengertian Daya Pembeda

Menurut Arikunto (2015:226) “daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.  Daya pembeda disebut indeks diskriminasi yang nilainya berkisar antara 0,00-1,00. Rumus daya pembeda adalah sebagai berikut.

Dengan :

D = daya pembeda

JA = jumlah siswa kelompok atas

JB = jumlah siswa kelompok bawah

BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

 

Selanjutnya daya pembeda (D) dapat diklasifikasikan berdasarkan tabel berikut.

Tabel Interpretasi Daya Pembeda

 

Untuk butir soal yang memiliki indeks daya pembeda baik dan sangat baik, maka butir soal tersebut dapat diterima dengan baik. Untuk butir soal dengan indeks daya pembeda cukup, maka butir soal tersebut dapat diterima tetapi perlu direvisi atau diperbaiki lagi. Sedangkan untuk butir soal dengan indeks daya pembeda kurang dan tidak baik, maka butir soal tersebut ditolak atau tidak dipakai.

2)      Manfaat Menghitung Daya Pembeda

1)      Untuk meningkatkan mutu setiap butir soal melalui data empiriknya. Berdasarkan indeks daya pembeda, setiap butir soal dapat diketahui apakah butir soal itu baik, direvisi, atau bahkan ditolak.

2)   Untuk mengetahui seberapa jauh setiap butir soal dapat mendeteksi atau membedakan kemampuan siswa. Apabila suatu butir soal tidak dapat membedakan kedua kemampuan siswa itu, maka ada beberapa hal yang dapat dicurigai dari butir soal tersebut, yang di antaranya yaitu:

a)      Kunci jawaban butir soal tidak tepat,

b)      Soal memiliki 2 atau lebih kunci jawaban yang benar,

c)      Kompetensi yang diukur tidak jelas,

d)      Pengecoh tidak berfungsi,

e)      Materi yang ditanyakan terlalu sulit, sehingga banyak siswa yang menjawab dengan cara menebak-nebak.

3)      Cara Menentukan Daya Pembeda

Langkah-langkah yang dilakukan untuk menganalis daya pembeda butir tes adalah sebagai berikut.

1)      Mengurutkan siswa mulai dari yang mendapatkan nilai tertinggi sampai dengan nilai yang terendah.

2)      Membagi siswa ke dalam kelompok atas dan kelompok bawah. Jika siswa yang diukur termasuk kelompok kecil (< 100) maka kelompok atas dan bawah diambil setengah-setengah. Jika siswa yang diukur ganjil, maka siswa yang berada di tengah tidak dihiraukan. Jika siswa yang diukur termasuk kelompok besar (> 100) maka kelompok atas dan bawah diambil 27% dari kutub atas dan bawah. Jika hasil 27% tersebut tidak bulat maka hasilnya dibulatkan ke atas

3)      Memberi skor pada setiap butir soal yang dijawab oleh siswa atau dengan kata lain melakukan penskoran. Untuk soal berbentuk pilihan ganda (objektif) pemberian skor dapat dilakukan dengan cara memberi skor 1 untuk setiap jawaban yang benar dan 0 untuk jawaban yang salah, sedangkan pada soal berbentuk uraian (subjektif) diberikan skor sesuai rentangan yang sudah ditentukan pada pedoman penskoran.

Melakukan perhitungan daya pembeda dengan rumus yang telah ditentukan.

Dengan :

D = daya pembeda

JA = jumlah siswa kelompok atas

JB = jumlah siswa kelompok bawah

BA = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok atas

BB = banyaknya siswa yang menjawab benar pada kelompok bawah

Selanjutnya untuk menentukan daya pembeda soal bentuk uraian adalah dengan menggunakan rumus berikut ini.

   

Keterangan:

DP = Indeks daya pembeda

Ja = Banyaknya peserta kelompok atas

Jb = Banyaknya peserta kelompok bawah

Ba = Jumlah skor kelompok atas

Bb = Jumlah skor kelompok bawah

 

 

B.     Efektifitas Option

1)      Pengertian Efektifitas Option

Option adalah kemungkinan jawaban yang disediakan pada butir soal (tes) tipe objektif bentuk pilihan ganda atau memasangkan untuk dipilih oleh peserta tes, sesuai dengan petunjuk yang diberikan. Suatu option disebut efektif jika memenuhi fungsinya atau tujuan disajikannya option tersebut tercapai. Hal ini berarti bahwa setiap option yang disajikan masingmasing mempunyai kemungkinan yang sama untuk dipilih, jika testi menjawab soal itu dengan menerka-nerka (spekulasi). Tes objektif pilihan ganda sangat efektif digunakan untuk evaluasi hasil belajar siswa karena keajegkan dan konsistensinya dalam scoring (Ahmad, 2017). Option yang merupakan jawaban yang benar disebut option kunci, sedangkan option lainnya disebut option pengecoh. Agar suatu option yang disajikan efektif harus diusahakan homogen (serupa), baik dari segi isi (materi), notasi, maupun panjang pendeknya kalimat pada option tersebut. Sebuah tes yang dikatakan baik sebagai alat pengukur harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis (Ahmad, 2017).

2)      Cara Menentukan Efektifitas Option

Berdasarkan distribusi pilihan pada setiap option untuk siswa kelompok atas dan kelompok bawah, dapat ditentukan option yang berfungsi efektif atau tidak. Kriteria option yang berfungsi efektif adalah sebagai berikut

a.       Untuk Option Kunci

a)      Jumlah pemilih kelompok atas harus lebih banyak daripada jumlah pemilih kelompok bawah.

b)      Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah lebih dari 0,25 tetapi tidak lebih dari 0,75 dari seluruh siswa kelompok atas dan kelompok bawah.

b.      Untuk Option Pengecoh

a)      Jumlah pemilih kelompok atas lebih sedikit daripada jumlah pemilih kelompok bawah.

b)      Jumlah pemilih kelompok atas dan kelompok bawah minimal sebanyak 0,25 dari seperdua jumlah option pengecoh kali jumlah kelompok atas dan kelompok bawah.

Jika peserta tes mengabaikan semua option (tidak memilih) disebut omit. Option disebut efektif jika omit ini jumlahnya tidak lebih dari 10% jumlah siswa pada kelompok atas dan kelompok bawah. Dirumuskan dalam formula matematika menjadi sebagai berikut.

 

Keterangan:

JPa = Banyak pemilihan kelompok atas

JPb = Banyak pemilihan kelompok bawah

n = Banyak option pengecoh

JSa = Banyak peserta tes pada kelompok atas

JSb = Banyak peserta tes pada kelompok bawah

 

إرسال تعليق

Post a Comment (0)

أحدث أقدم