Perubahan Anatomi, Kimiawi, Fisiologi Otot

Konten [Tampil]


Perubahan Anatomi Pada Tubuh Manusia


Anatomi adalah suatu ilmu yang mempelajari bagian dalam (internal) dan luar (external) dari struktur tubuh manusia dan hubungan fisiknya dengan bagian tubuh yang lainnya. Sehingga anatomi dapat juga dimaknai sebagai ilmu yang mempelajari bentuk dan susunan tubuh baik secara keseluruhan maupun bagian-bagin serta hubungan alat tubuh yang satu dengan yang lain. 
Menua adalah suatu proses menghilangnya kemampuan jaringan untuk memperbaiki dan mengganti diri serta mempertahankan struktur dan fungsi normal. Jadi pada dasarnya pada proses penuaan akan terjadi perubahan-perubahan anatomis pada organ-organ tubuh. Dalam kenyataannya sulit untuk membedakan apakah suatu abnormalitas disebabkan oleh proses menua atau proses penyakit. Perbedaan ini sangat penting untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tepat pada usia lanjut, karena harus menghindari pemberian obat pada abnormalitas yang diakibatkan proses menua yang normal. Semakin lanjutnya usia, maka penurunan anatomik dan fungsi organ semakin besar. Peneliti Andres dan Tobin mengintroduksi hukum 1% yang menyatakan bahwa fungsi organ menurun sebanyak 1% setiap tahunnya setelah usia 30 tahun.
Penuaan adalah konsekuensi yang tidak dapat dihindarkan. Menua (menjadi tua) adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memeperbaiki diri /mengganti dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga tidak dapat bertahan terhadap infeksi dan memperbaiki kerusakan yang diderita, proses ini menyebabkan perubahan fungsi fisiologis diantaranya terjadi pada sistem neurologis, sensori, dan muskuletal. Perubahan pada fungsi fisiologi berdampak pada gangguan keseimbangan dapat terjadi karena proses terjadinya keseimbangan tubuh tidak berjalan sempurna. Tahap terjadinya proses keseimbangan tubuh terdiri dari tahap transduksi, transmisi dan modulasi, Berkurangnya kemampuan untuk mempertahankan keseimbangan mengakibatkan peningkatan lansia mengalami resiko jatuh. 
Merujuk dari beberapa hasil penelitian, mendukung bahwa program latihan fisikkeseimbangan atau olahraga yang mengandung unsur keseimbangan seperti berenang, senam,Taichi dll, dapat mengurangi resiko lansia jatuh, sehingga kemungkinan terjadinya cidera, frakturbahkan kematian bisa diminimalisir, dan harapan hidup atau kesehatan atau kebugaran lansia tetap terjaga.
Sering dikatakan bahwa anatomi adalah ilmu yang mati dan statis. Kanesi mengatakan : Anatomy is an exhausted science, with no future in investigation and rooted in the past. Tetapi sebenarnya anatomi adalah ilmu yang sangat dinamis dan berkembang seiring dengan kehidupan manusia bahkan pada setiap tahap kehidupan terjadi perubahan anatomis. Pada proses penuaan organ-organ tubuh berubah sejalan dengan berjalannya waktu. Artinya akan terjadi perubahan gambaran anatomis organ tubuh dari bayi sampai manula.

Perubahan Kimiawi dan Fisiologi Otot


Latihan otot akan menyebabkan terjadinya perubahan-perubahan dalam otot yaitu perubahan anatomis, kimiawi (Bio-kimia) dan fisiologis. Tetapi perubahan mana yang dominan ditentukan oleh tujuan dan macam latihan yang dilakukan. Dibawah ini akan dibahas perubahan-perubahan tersebut di atas.
Perubahan anatomi 

Latihan otot akan menyebabkan otot membesar. Pembesaran otot ini terjadi oleh karena: 

Membesarnya serabut-serabut otot (hypertrofi otot) 
Bertambahnya jumlah kapiler di dalam otot (kapilarisasi otot). 
Bertambahnya jumlah jaringan ikat di dalam otot.
Hypertrofi otot
Latihan yang ditujukan untuk meningkatkan kekuatan dan daya tahan statis, akan terutama menyebabkan terjadinya hypertrofi otot. Hypertrofi ini disebabkan oleh karena :
Bertambahnya unsur kontraktil (aktin dan myosin) di dalam otot. 
Menebalnya dan menjadi lebih kuatnya sarcolemma dan bertambahnya jumlah jaringan ikat di antara sel-sel otot (serabut-serabut otot). 
Bertambahnya jumlah kapiler di dalam otot, khususnya yang dilatih untuk daya tahan.

Otot-otot yang tidak terlatih akan mengecil (atrofi) dan melemah. Dengan latihan maka otot-otot akan membesar (hipertrofi). Pembesaran terjadi oleh karena bertambahnya unsur kontraktil di dalam serabut otot yang menyebabkan meningkatnya kekuatan kontraksi otot (kekuatan aktif otot), menebalnya sarcolemma dan bertambahnya jaringan ikat di antara serabut-serabut otot yang menyebabkan meningkatnya kekuatan pasif otot. Hypertrofi serabut-serabut otot dengan demikian menyebabkan meningkatnya kekuatan aktif otot dan meningkatnya kekuatan pasif otot, yaitu otot menjadi lebih kuat dan tahan terhadap regangan. Petren dkk (dalam Karpovich dan Sinning 1971) mendapatkan adanya kenaikan jumlah kapiler sebesar 40-45% di dalam otot jantung dan otot gastrocnemius pada kelinci yang dilatih lari.
Perubahan intraselular ditandai dengan meningkatnya jumlah dan ukuran mitochondria, disertai dengan bertambahnya jumlah cristae yang menjadi lebih padat. Mitochondria mengandung enzym-enzym oksidatif untuk menyelenggarakan pembentukan daya secara aerobik. 
Perubahan anatomis mana yang lebih dominan, ditentukan oleh macam latihan yang dilakukan. Latihan yang bersifat anaerobik akan terutama menyebabkan terjadinya hypertrofi serabut-serabut otot disertai bertambahnya jumlah jaringan ikat, sedangkan latihan yang bersifat aerobik terutama menyebabkan terjadinya kapilarisasi disertai bertambahnya jumlah mitochondria. Dua hal yang terakhir berkaitan dengan diperlukannya kemampuan memasok O2 yang lebih baik.
Perubahan Kimiawi
Perubahan kimiawi meliputi bertambahanya jumlah PC (phosphocreatine), glikogen otot, myoglobin dan enzym-enzym yang penting untuk proses aerobik (enzym-enzym oksidatif) yang terdapat di dalam mitochondria. Perubahan biokimia ini juga ditentukan oleh macam latihan yang dilakukan.
Latihan anaerobik akan terutama meningkatkan jumlah PC dan glikogen otot, sedangkan latihan aerobik akan terutama meningkatkan jumlah myoglobin dan enzym-enzym oksidatif. Latihan dapat meningkatkan kadar glikogen di dalam otot menjadi 2-3 kali lebih banyak. Bertambahnya myoglobin akan menyebabkan otot berwarna lebih merah. Pada anjing dewasa, jumlah myoglobin per 100 g jaringan otot berkisar antara 100 mg pada anjing yang tidak terlatih sampai 1000 mg pada anjing pemburu yang sangat terlatih. Enzym-enzym oksidatif dapat meningkat 2x lipat pada otot-otot yang dilatih aerobik, sebaliknya immobilisasi menurunkan jumlah enzym-enzym tersebut (Karpovich dan Sinning 1971). Perlu pula dikemukakan bahwa olahraga exhaustive dapat menimbulkan kerusakan mitochondria yang ditandai dengan terjadinya pembengkakan mitochondria dan disorganisasi internal. Oleh karena itu olahraga exhaustive merugikan karena masa pemulihan menjadi lebih panjang.
Perubahan Fisiologi
Perubahan fisiologi ditunjukkan oleh bertambahnya :
Kekuatan dan daya tahan statis 
Daya tahan dinamis 
Kecepatan transmisi neuromuskular.
Demikianlah maka latihan otot akan menyebabkan otot menjadi lebih kuat, lebih tahan dan lebih cepat.

Kesimpulan


Proses menua disebabkan oleh faktor intriksik, yang berarti terjadi perubahan struktur anatomik dan fungsi sel maupun jaringan disebabkan oleh penyimpangan di dalam sel / jaringan dan bukan oleh faktor luar (penyakit). Menghambat penuaan berarti mempertahankan struktur anatomi pada suatu tahapan kehidupan tertentu sepanjang mungkin maka untuk ini diperlukan penguasaan ilmu anatomi. Terjadinya perubahan anatomi pada sel maupun jaringan tiap saat dalam tahapan kehidupan menunjukan bahwa anatomi adalah ilmu yang dinamis. Anatomi adalah ilmu dasar yang selalu menjadi dasar dari ilmu yang berkembang kemudian, mengembangkan ilmu anatomi berarti membina ilmu masa depan.

Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama