Sosialisasi Sebagai Proses Pembentuk

Konten [Tampil]


Pengertian Sosialisasi

Sosialisasi adalah proses mempelajari, menghayati, dan menananmkan suatu nilai, norma, peran, pola perilaku yang diperlukan individu-individu untuk mendapat partisipasi elektif dalam kehidupan masyarakat. Kepandaian seseorang mendasari sikap dan perilakunya dipelajari melalui proses sosialisasi di lingkungan baik keluarga maupun lingkungan masyarakat. Adapun sosialisasi dalam perspektif para ahli sebagai berikut:

  1. Charlotte Buhler
  2. Peter L. Berger
  3. Paul B. Horton
  4. David F. Aberle
  5. Prof. Koenjaraningrat

Tujuan Sosialisasi

Sosialisasi sebagai proses sosial mempunyai tujuan sebagai berikut:

  1. Memberikan keterampilan dan pengetahuan yang dibutuhkan dalam menjalani kehidupan
  2. Menambah kemampuan dan berkomunikasi secara efektif dan efisien serta mengembangkan kemampuannya untuk membaca, menulis, dan bercerita
  3. Membantu mengendalikan fungsi-fungsi organik yang dipelajari melalui latihan-latihan mawas diri yang tepat
  4. Membiasakan individu dengan nilai-nilai dan kepercayaan pokok yang ada pada masyarakat

Proses Sosialisasi

Menurut George Herbert Mead dalam bukunya Mind Self and Society (1972), berpendapat bahwa pada saat manusia lahir ia belum mempunyai diri (Self). Diri manusia berkembang secara bertahap melalui interaksi dengan anggota masyarakat lain. Ada 4 tahap perkembangan manusia yaitu

  1. Tahap Persiapan (Preparatory Stage)
  2. Tahap Meniru (Play Game)
  3. Tahap Bertindak (Game Stage)
  4. Tahap Menerima Norma (Generalizated Other)

Media (Agen) Sosialisasi

Media atau Agen sosialisasi adalah pihak yang melakukan sosialisasi. Ada 5 (lima) agen sosialisasi yang utama, yakni; keluarga, kelompok bermain, lingkungan sekolah, lingkungan kerja, dan media massa. Semua itu turut membentuk kepribadian seseorang sesuai dengan perannya masing-masing.


Sosialisasi Dalam Keluarga

Keluarga merupakan agen sosialisasi pertama dan utama dalam mengenal nilai-nilai sosial dan kebudayaan kepada anak. Gertrude Jeager mengemukakan bahwa oeran agen sosialisasi pada tahap awal (primer) ini sangat penting karena pada tahap ini anak sepenuhnya berada di lingkungan keluarga. Orang tua berperan sebagai agen sosialisasi sentral terhadap perkembangan anak, di keluarga anak, anak mulai mengenal nilai-nilai keadilan, kebenaran, toleransi, partisipasi, dan solidaritas.

Dalam kehidupan keluarga, ada beberapa faktor yang seolah-olah bersifat universal yang sangat penting bagi pembentukan lepribadian anak. Yaitu;

  1. Sifat Otoriter Orang Tua
  2. Larangan Perkawianan Sumbang
  3. Persaingan Untuk Mendapatkan Kasih Sayang

Sosialisasi Dalam Kelompok

Agen sosialisasi diluar keluarga adalah keolompok teman sebaya atau sepermainan anak seperti saudara, kerabat, teman dilingkungan dan juga teman di sekolah. Seorang anak mempelajari berbagai kemampuan baru. Jika dalam keluarga, interaksi yang dipelajari melibatkan hubungan yang tidak sederajat/sebaya, maka dalam kelompok bermain, seorang anak akan mempelajari aturan dan peran yang sederajat dengannya.

Dalam tahap ini pikirannya masih sangat bersifat egosentris, belum dapat menilai pendirian orang lain. Saat anak mulai mengenal, bergaul, dan bermain dengan teman sepermainan dari umur yang sama, sikap egosentris ini akan menonjol.


Sosialisasi Dalam Lingkungan Sekolah

Agen sosialisasi berikut adalah sistem pendidikan formal. Di sini seorang anak mempelajari hal-hal baru yang belum pernah dipelajarinya baik dalam keluarga maupun kelompok bermainnya. Pendidikan formal mempersiapkan anak untuk dapat menguasai peranan-peranan baru anak dikemudian hari ketika ia telah tidak lagi bergantung pada orang lain.

dalam pendidikan formal cukup efektif. Hal ini dikarenakan dalam pendidikan formal tidak hanya sekedar belajar mengenai kemampuan dasar manusia seperti membaca, menulis, atau berhitung, jauh dari itu, pendidikan formal juga mengajarkan anak untuk kemandirian, berprestasi, juga kemampuan dasar lainnya seperti berkomunikasi dengan baik.


Sosialisasi Dalam Lingkungan Kerja

Kelompok lingkungan kerja sangat bermacam-macam. Kelompok ini terbentuk sesuai dengan bidang dan jenis pekerjaan, misalnya kelompok kerja pabrik, kelompok pegawai kantor, kelompok petani, dan lain sebagainya. Setiap kelompok memiliki aturan tersendiri.

Sesorang yang melanggar aturan, misalnya tidak masuk kerja, atau tudak berprestasi dalam pekerjaannya, dapat dikenakan sanksi atau dikeluarkan dari pekerjaannya.

Oleh karena itu, pekerja dan pimpinan perlu melakukan kerja sama untuk meningkatkan prestasi kerja. Melalui penerapan peraturan kerja, seseorang mempelajari berbagai nilai dan norma yang harus dipatuhi untuk mencapai tujuannya.


Sosialisasi Dalam Media Massa

Media massa terbagi atas media cetak (surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio, televisi, film). Kuat lemahnya pengaruh media massa terhadap masyarkat tergantung pada kualitas dan frekuensi pesan yang ditampilkan. Media elektronik lebih dominan pengaruhnya apabila dibandingkan dengan media cetak. Hal ini dikarenakan siaran media elektronik lebih luas jangkauannya dan lebih cepat diterima masyarakat yang kemudian menyebabkan sosialisasi dalam media massa berbasis elektronik semakin luas.


Jasmarun


Posting Komentar

Post a Comment (0)

Lebih baru Lebih lama